Pemuda Persis Cianjur

Advertise

 
Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts
Friday, December 2, 2016

Tujuan Aksi Super Damai 212 hanya satu, Penjarakan Ahok

4 comments
Aksi Bela Islam jilid 3, atau disebut Aksi Super Damai 212 merupakan aksi lanjutan dari Aksi Bela Islam jilid 2 pada 4 november lalu. Aksi ini memiliki tujuan utama untuk menindak dan memenjarakan penista Agama – Ahok – terkait masalah penistaan agama terhadap al-Quran surat Al-Maidah ayat 51.

Pasca aksi tersebut, proses hukum memang sempat berjalan dengan lancar, namun tertahan dengan status tersangka semata, Ahok masih bisa berkeliaran, berkampanye dan melakukan aktifitas seperti biasa. Sudah sampai sana.

Namun demikian, dalam Aksi Bela Islam jilid 3 ini yang menuntut untuk mengevaluasi kinerja POLRI terhadap aksi yang menuntuk untuk memenjarakan si penista agama ini patut dipertanyakan. Polisi menempatkan diri sebagai musuh demokrasi dan musuh umat islam, kapolri ingkar janji. Mengapa? Terbukti, banyak tantangan yang dihadapi untuk mengumpulkan massa secara massif ini diantaranya:

1.         Jokowi, POLRI dan antek-anteknya sedang memperlihatkan TARINGNYA sebagai anti demokrasi dan anti ummat Islam.Padahal unjuk rasa dilindungi Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998, yang menghalangi bisa dipidana.
2.         Terjadi penghadangan keberangkatan massa aksi 212 di berbagai daerah, PO bus ditekan, diintimidasi sehingga membatalkan pemberangkatan, walaupun sudah dibayar.
3.         Pengetatan pengawasan, setiap orang digeledah, jalan diblokir dan dibikin macet dengan dalih perbaikan jalan dadakan dua arah, pintu tol keluar masuk hanya dibuka satu pintu, sehingga massa aksi terjebak di tol.

Untuk menghadangnya, mari kita lakukan beberapa hal dibawah ini (dikutip dari telegram group Islamic Cyber Community):
1.         Berhati2 selalu, dari banyak informasi beredar, mungkin sedang disiapkan skenario membuat rusuh aksi damai 212, untuk merusak citra umat islam Indonesia.
2.         Berita media mainstream nasional terkait aksi dan tuntutan PENJARAKAN AHOK akan dipelintir, hanya menjadi DOA BERSAMA. Mengaburkan tuntutan sebenarnya, PENJARAKAN AHOK. Mari kita mulai perang opini, kita suarakan kebenaran dan fakta. Lawan kebohongan!
3.         Peserta aksi siapkan kamera HP, rekam apapun yang bisa jadi informasi sebagai bukti TUNTUTAN AKSI dan DAMAINYA AKSI. Siapkan kamera, cadangan baterei (jika perlu kosongkan file-file di HP). Rekam dan abadikan foto/video menarik dalam aksi.
4.         Terus update status berita-berita terbaik Aksi Super Damai melalui medsos (FB, Twitter, Youtube dll) yang bermuatan positif. Saling LIKE, komen, dan Share sesama kita agar terus beredar di time line atas. Komen jangan panjang, karena bikin malas orang lain baca sehingga pesan gagal sampai. Fokus 4 Hashtag: #SuperDamai212 #PenjarakanAhok #TegakkanHukum #KapolriIngkarJanji
5.         Jangan komen postingan provokatif musuh, karena semakin banyak yang komen, justru membuat berita mereka berada di timeline dan trending topic.
6.         Nikmati perang cyber / Perang Informasi ini sebagai ladang ibadah membela Agama dan al-Quran. Bantu sesama agar publik tahu indahnya persaudaraan dalam Islam. Semata agar tidak ada celah musuh menfitnah kita.

Maka dari itu, kami berpesan untuk merapatkan barisan, satukan suara, tegakkan kebenaran, jangan gentar, Karena Allah selalu bersama kita. In-Sya Allah. Wallohu a’lam. (RR)
Read more...
Tuesday, October 4, 2016

Kisah Syaddad bin Aad

0 comments

Surga Dunia yang Dibinasakan; Kisah Syaddad bin Aad


Surga merupakan suatu tempat kediaman yang berada di alam akhirat yang didalamnya terdapat berbagai macam kenikmatan dan kebahagiaan yang belum pernah dilihat, didengar, dan dinikmati oleh seorang hamba Allah ketika di dunia.

Ketahuilah bahwa surga (jannah) dipersiapkan bagi seluruh hamba-Nya yang bertaqwa dan berbuat amal shaleh semasa hidupnya ketika di dunia. Hal ini telah disebutkan dalam firman Allah surat asy-Syu'araa ayat 90 yang berarti;
 وَأُزۡلِفَتِ ٱلۡجَنَّةُ لِلۡمُتَّقِينَ ٩٠
90. dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa
Syaddad bin Aad[1] adalah keturunan dari anak seorang raja bernama Aad yang memimpikan surga berada di dunia. Ia berusaha membangun sebuah kota Irom (surga yang dimaksud) dengan beribu-ribu pekerja dalam jangka waktu 300 tahun. Didalamnya terdapat pohon-pohon dan aliran sungai yang dilapisi dengan emas dan perak.

Awal mula kisah; siapa Syaddad bin Ad?

Diceritakan bahwanya ada seorang raja yang bernama Aad. Ia memiliki dua orang anak yang bernama Syaddad dan Syaddid. Setelah Raja Aad meninggal, keduanya memimpin kerajaan di dunia dengan kejam. Diceritakan pula bahwa penduduk Aad (di mana kaum Hud dinisbatkan padanya) adalah kaum penyembah bulan dan ia (Syaddad bin Aad) termasuk orang yang diberikan panjang umur mencapai 1200 tahun, ia menikahi kurang lebih 1000 perempuan dan ia adalah penguasa dunia pertama setelah Nuh as[2]. Sepeninggalnya, kerajaannya diserahkan kepada putra sulungnya bernama Syadid bin Ad yang berkuasa selama 580 tahun. Kemudian digantikan oleh saudara Syaddad bin Ad, ia menguasai dunia dengan kekuatan dan keangkuhannya. Syaddad bin Ad inilah orang yang membangun Irama Dzatil Imad[3].

Setelah saudaranya Syaddid meninggal, Syaddad adalah satu-satunya raja yang menguasai kerajaan di dunia. Ketika membaca kitab-kitab yang terdahulu dan membaca sifat-sifat surga yang ada dalam kitab itu, ia berkata: "Aku akan membangun surga diatas bumi ini."

Kemudian ia bermusyawarah bersama dengan para raja bawahan yang lain seraya berkata: "Aku ingin membangun surga sebagaimana surga yang telah di gambarkan oleh Allah didalam kitab-Nya."
Para raja berkata: "Itu terserah padamu, dunia seluruhnya dalam kekuasaanmu."[4]

Setelah bermusyawarah, ia memerintahkan para raja untuk mengumpulkan emas dan perak mulia dari Timur sampai Barat, mengumpulkan orang-orang, serta memilih 300 laki-laki dari mereka dan setiap orang memimpin 1000 orang laki-laki.

Inspirasi dari Taman Surga

Diriwayatkan bahwa Syaddad bin Ad adalah termasuk seorang yang senang membaca kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para nabi. Setiap kali ia membaca tentang cerita taman surga, terbesit di hatinya untuk membangun taman sebagai replika dari taman surga. Ia kemudian memerintahkan para menterinya yang berjumah 1000 orang bersama dengan para arsitektur dan pekerja untuk mencari tanah yang luas, banyak sumber airnya dan sejuk suasanya. Akhirnya ditemukan tanah Adan, sekitar Yaman. Para pekerja dan arsitek lalu membuat pondasi persegi empat dengan lebar serta luasnya kira-kira sepuluh farsakh yang berhiaskan warna-warni batu pualam. Syaddad kemudian memerintahkan para menteri untuk mengumpulkan seluruh emas, perak dan macam-macam perhiasan lain yang dimiliki oleh orang-orang sedunia[5] termasuk minyak Misik dan Anbar -pada waktu itu Syaddad adalah penguasa kerajaan dunia- sampai pada akhirnya di dunia tidak ada seorang pun yang memiliki emas dan perak. Para penduduk beralih menggunakan kulit yang berstempelkan nama raja sebagai alat perdagangan sebagai ganti dari emas dan perak.

Mendengar berita tersebut, Syaddad memerintahkan kepada para menteri dan pejabatnya yang lain untuk memasang babut permadani, menata wadah-wadah makanan, minuman dan lainnya. Hal itu diselesaikan dalam jangka waktu 10 tahun.

Mereka semua berkeliling selama 10 tahun untuk mencari bumi indah yang didalamnya terdapat pohon-pohon dan sungai-sungai. Setelah menemukannya, mereka memulai membangun sebuah surga seluas 40 farsakh (kurang lebih 300.000 meter persegi). Bangunan tersebut terbuat dari bata yang bahannya dari emas dan perak. Setelah bangunan tersebut selesai, mereka mengalirkan sungai-sungai dan menanam pohon-pohon yang batangnya terbuat dari perak dan rantingnya dari emas.

Di samping itu, mereka juga membangun rumah-rumah yang terbuat dari mutiara merah, yaqut (jenis batu mulia), dan kristal putih, menggantungkan mutiara dan yaqut diatas ranting-ranting pohon, menaburkan minyak misik dan anbar diantara sungai dan pepohonan.

Pembangunan tersebut diselesaikan selama 300 tahun. Setelah semuanya selesai, mereka mengirim utusan kepada Syaddad untuk memberitahukan bahwa surga yang diinginkannya telah selesai dibangun.

Setelah semuanya selesai, Syaddad naik kendaraan bersama dengan para istrinya, dan para menterinya juga bersama dengan istri-istrinya serta para pengawalnya yang kesemuanya naik kendaraan yang bertempat duduk terdiri dari emas.

Ketika Syaddad dan semua pengawalnya sudah sampai didepan pintu kota Irom (surga yang dibangun), tiba-tiba datanglah Malaikat Jibril utusan Allah untuk menemui Syaddad. Malaikat Jibril berkata: "Wahai Syaddad! Jika engkau mengakui Allah sebagai Tuhan Maha Tunggal, maka aku perkenankan kau masuk. Jika tidak, maka akan aku cabut nyawamu sekarang juga."

Mendengar kata-kata itu Syaddad sangat marah dan bertambah-tambah kekufuran dan kedurhakaannya. Oleh karenanya, malaikat Jibril kemudian menggertak sehingga Syaddad dan semua pengikutnya mati tanpa terkecuali, begitu pula surga yang telah dibangun pun juga ikut binasa.

Selanjutnya para pekerja mendirikan tembok setinggi 500 dzira’ yang terbuat dari emas dan perak yang bercampurkan Misik, di dalamnya dibangun 1000 kamar dari emas dan perak yang berada di atas pondasi-pondasi dari Zabarjad dan Yaqut yang berhiaskan pepohonan dari emas dan perak. Para pekerja dan arsitek kemudian menghiasi kamar-kamar dengan perhiasan yang indah yang belum pernah ada sebelumnya. Di bawah kamar dialiri sungai-sungai dengan bebukitan Misik dan Za’faran di sampingnya. Proses pembangunan ini memakan waktu selama 300 tahun. Setelah semuanya selesai, Syaddad memerintahkan para menteri untuk memindahkan permadani terindah dan perabot-perabot terbaik ke dalam kota baru tersebut. Pemindahan ini menghabiskan waktu selama 20 tahun. Diriwayatkan usia Syaddad bin Ad mencapai sembilan ratus tahun.

Setelah semua proses pembangunan dan penghiasaan kota selesai, Syaddad kemudian menaiki tandu yang berhiaskan emas, perak, intan dan Yaqut dengan arak-arakan besar menuju ke kota impiannya. Ketika rombongan mendekati kota, Allah SWT menghendaki malaikat untuk menghancurkan mereka. Dengan sekali teriakan semua anggota rombongan mati tanpa seorangpun yang tersisa, hingga pada akhirnya tiada seorangpun yang memasuki kota surga tersebut dan sampai saat ini kota itu masih ada dalam rahasia Allah[6].

Tentang Irama Dzaatil Imad

Iram adalah kota megah yang dibangun oleh pemimpin Kaum Ad saat itu (Syaddad bin Ad) dan dijadikan sebagai ibu kota dari tempat domisili mereka. Menurut riwayat dari Al-Quradli (pendapat lain adalah Al-Qurthubi) dan Muhammad bin Ka’ab, Iram sekarang adalah Kota Iskandariyah. Menurut riwayat lain dari Al-Maqbari dan Said bin Musayyib mengatakan Iram adalah Kota Damsyiq (Damaskus). Adapun riwayat yang paling unggul, Iram adalah kota yang berada dekat Aadan atau berada di antara daerah Shan’a dan Hadramaut Yaman (tepatnya daerah Ahqaf yang berada di sebelah utara Hadramaut, sebelah utara Ahqaf berbatasan dengan ar-Rab’u al Khali, sebelah timur berbatasan dengan Oman).
Firman Allah:
 أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ ٦ إِرَمَ ذَاتِ ٱلۡعِمَادِ ٧  ٱلَّتِي لَمۡ يُخۡلَقۡ مِثۡلُهَا فِي ٱلۡبِلَٰدِ ٨
6. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ´Aad
7. (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi
8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain (QS. Al Fajr 6-8)

Ibnu Abi Hatim berkata, Ayahku bercerita kepadaku dari Abu Shalih sekretarisnya Abu Laits dari Muawiyah bin Shalih dari seorang perawi yang bersumber dari Miqdam dari Nabi SAW, sesungguhnya beliau menuturkan Irama Dzatil Imad, kemudian beliau berkata: Di antara mereka terdapat seorang laki-laki mendatangi batu besar yang sanggup ia pikul lalu melemparkannya kepada orang hidup yang menyebabkan kematian mereka.

Kemudian Ibnu Abi Hatim melanjutkan, bercerita kepada kami Ali bin Al Husain dari Abu Thahir dari Anas bin Iyad dari Tsaur bin Zaid ad-Daili, ia berkata: Aku membaca kitab – lalu ia menyebutkan namanya (dan didalamnya tertulis)- “Aku adalah Syaddad bin Ad, aku adalah orang yang mendirikan Imad, aku yang memperkuatnya dengan dzira’ku sekali pandang, aku yang memendam harta tambang sedalam tujuh dzira yang tidak akan bisa dikeluarkan kecuali oleh umatnya Muhammad SAW[7].

Dimasuki Seorang Muslim

Wahab bin Munabbih meriwayatkan dari Abdullah bin Qilabah, ia pernah keluar kota mencari untanya yang melarikan diri. Sesampainya ia di padang Aadan, ia melihat kota di balik sebuah tembok yang disampingnya terdapat banyak istana dengan keindahan sama persis dengan keterangan di atas. Sesampainya di Yaman, ia menceritakan apa yang pernah ia lihat. Kabar ini tersiar dan terdengar oleh Muawiyah, khalifah saat itu. Kemudian Muawiyah memanggil Abdullah bin Qilabah dan mengajaknya ke tempat Ka’bul Akhbar, ia bercerita: Pada masamu akan ada seorang lelaki muslim akan memasukinya, ia berkulit merah, berambut blonde (merah kekuning-kuningan), bertubuh pendek, di atas alisnya terdapat tahi lalat, begitu pula di atas punggungnya, ia keluar untk mencari untanya yang hilang. Kemudian Ka’bul Akhbar menoleh dan melihat Abdullah bin Qilabah, ia kemudian berkata: laki-laki ini, demi Allah, dia adalah orang itu[8].


Pesan dari kisah Syaddad bin Aad

"Aku adalah Syaddad bin 'Aad, aku hidup 1000 tahun, aku mengalahkan musuh dalam peperangan 1000 kali, aku menikahi 1000 gadis, aku mempunyai 1000 anak laki-laki, dan aku telah membangun kota Irom yang mempunyai tiang-tiang kokoh."

"Ketika aku akan mati, aku berusaha untuk menghindari kematian dengan usaha yang maksimal. Aku mengumpulkan beberapa dokter dari seluruh bumi wilayah kekuasaanku agar dapat mencegah kematianku. Ternyata semua dokter itu tidak mampu mencegahnya. Oleh karena itu, barang siapa yang melihatku, janganlah tertipu dengan dunia."

"Wahai manusia, anggaplah dunia itu remeh dan hina bagimu, karena kamu sekalian tidak akan mampu memiliki kekayaan yang lebih banyak daripada yang aku miliki, tidak akan mampu memiliki usia yang lebih panjang daripada usiaku, tidak akan mampu mengumpulkan sesuatu yang lebih banyak daripada yang aku kumpulkan, dan tidak akan mempunyai anak yang lebih banyak daripada anak-anakku."

"Ingatlah...! Bahwa sesungguhnya dunia itu adalah penipu, pembunuh, dan pembuat permainan pada orang-orang yang memilikinya."

REFERENSI

Buku 101 Cerita, Judul: Surga Dunia yang Dibinasakan (Syaddad bin Aad)
Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman; diterjemahkan oleh Abdul Halim, Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, Oktober 2002
http://www.arifsetiawan.info/2016/04/surga-dunia-yang-dibinasakan-syaddad-bin-ad.html
http://majalahlangitan.com/iram-surga-dunia-yang-hilang/
https://sainstory.wordpress.com/2011/08/27/kisah-sepanjang-zaman-bag-7-syadad-bin-%E2%80%98ad/





[1] Nasab Syaddad ialah Syaddad bin Aad bin 'Aush bin Irom bin Syam bin Nuh 'alaihissalam
[2] Syaddad beristri 1000 wanita dan memiliki 4000 anak serta berumur 1000 tahun
[3] Umdatul Qari [23]: 162
[4] Tidak ada raja yang menguasai dunia kecuali 4 orang; 2 orang mu'min dan 2 orang kafir. Dua orang yang mu'min yaitu: Raja Sulaiman bin Daud dan Raja Dzulqarnain. Sedangkan dua orang yang kafir itu: Raja Syaddad bin Aad dan Namrud bin Kan'an
[5] Para raja bawahan dan balatentara yang diperintah Syaddad mendapatkan emas dan perak dengan cara yang dzalim. Semua emas dan perak telah habis dirampas oleh mereka, tinggal dua dirham yang berada di leher anak yatim dan mereka pun merampasnya. Anak tersebut mengangkat wajahnya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, Engkau mengerti dengan apa yang telah diperbuat oleh orang-orang dzalim ini terhadap hamba dan umat-Mu. Tolonglah aku, wahai Dzat yang banyak memberikan pertolongan kepada orang-orang yang minta tolong." Dan malaikat langit mengamini do'anya. Karena itu Allah mengutus Malaikat Jibril datang menemui Syaddad langsung dan akhirnya menggertak sehingga Syaddad dan semua pengawalnya mati dan surga yang dibuatnya pun juga hancur.
[6] Tafsir Al Alusi 22 hal 435, Tafsir Al Khozin 5 hal 259, An Nawadir 187
[7] Tafsir Ibnu Katsir [8]: 295, Tafsir Al Lubab li Ibni Adil [16]: 333
[8] Tafsir Al-Alusi [22]: 435, Tafsir Al-Khazin [5]: 259, Al-Kasyyaf [7]: 285
Read more...
Tuesday, June 14, 2016

Kedudukan Hadis “Minta Maaf Sebelum Ramadhan”

0 comments
Menjelang tibanya bulan Ramadhan, di kalangan sebagian kaum muslimin terdapat keyakinan dan praktik untuk bermaafan sebelum melaksanakan shaum di bulan itu. Keyakinan dan praktik ini, menurut pengamatan kami, tidak terlepas dari peranan sebuah hadis yang sering kali disampaikan oleh sebagian khatib dan ustadz, baik dalam acara pengajian, buku, maupun media elektronik. Setelah kami analisa, ternyata redaksi dan maksudnya telah menyimpang dari maksud dan rujukan aslinya.

Berikut redaksi hadis yang keliru dan telah banyak beredar:
"Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada suatu shalat Jum'at (dalam bulan Sya'ban), beliau mengatakanAamiin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Aamiin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Aamiin.

Tetapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Aamiin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jumat, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: "ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah aamiin-kan doa ku ini," jawab Rasullullah.

Doa Malaikat Zibril itu adalah sbb:
"Ya Allah tolong abaikan shaum umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
  • Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
  • Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami istri;
  • Tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Maka Rasulullah pun mengatakan Aamiin sebanyak 3 kali."

Sementara teks asli hadis itu adalah sebagai berikut:
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ، قَالَ : صَعِدَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمِنْبَرَ ، فَقَالَ : آمِينَ آمِينَ آمِينَ ، فَلَمَّا نَزَلَ قِيلَ لَهُ ، فَقَالَ : أَتَانِي جِبْرِيلُ ، فَقَالَ : رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ أَوْ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ ، قُلْ : آمِينَ ، فَقُلْتُ : آمِينَ ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ فَلَمْ يُدْخِلاَهُ الْجَنَّةَ أَوْ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ ، قُلْ : آمِينَ ، قُلْتُ : آمِينَ ، وَرَجُلٌ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ ، قُلْ : آمِينَ ، فَقُلْتُ : آمِينَ.
Dari ‘Ammar bin Yasir, ia berkata, “Nabi saw. naik ke atas mimbar kemudian berkata, "Aamiin, aamiin, amiin". Maka ketika beliau turun dari mimbar, ditanya oleh para sahabat (Kenapa engkau berkata: Aamiin, aamiin, amiin?) maka Nabi saw. bersabda, "Telah datang malaikat Jibril kepadaku, lalu ia berkata: 'Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah, maka Allah menjauhkannya. Katakanlah Aamiin!', maka aku berkata 'Aamiin'. Kemudian Jibril berkata lagi, 'Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga ataw maka Allah menjauhkannya. Katakanlah Aamiin!' maka kukatakan, 'Aamiin". Kemudian Jibril berkata lagi, 'Celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu maka Allah menjauhkannya. Katakanlah ‘Aamiin!' maka kukatakan, 'Aamiin.' (H.R. Al-Bazzar, Musnad Al-Bazzar, IV: 240, No. 1405)

Hadis itu diriwayatkan pula dengan redaksi yang berbeda oleh Al-Bazzar dari Anas (Musnad Al-Bazzar, IV: 49, No. 3168); Ath-Thabrani dari Ibnu Abbas (Al-Mu’jam Al-Kabir, XI: 82, No. 11.115); Al-Baihaqi dari Jabir (Syu’ab Al-Iman, III: 309, No. 3622); Ath-Thabrani, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi dari Ka’ab bin ‘Ujrah (Al-Mu’jam Al-Kabir, XIX: 144, No. 315; Syu’ab Al-Iman, II: 215, No. 1572)

Kedudukan Hadis

Kata Syekh Al-Albani:
ضعيف جداً.
“Sangat dhaif”
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, dari Ishaq bin Abdullah bin Kaisan, dari ayahnya, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas…

Menurut saya, “Dan sanad ini sangat dhaif, padanya terdapat dua sebab kedaifan:
Pertama, rawi Abdullah bin Kaisan. Dia telah dinilai dhaif oleh para ulama dan tidak ada yang menyatakan tsiqah (kredibel) selain Ibnu Hiban, namun Ibnu Hiban pun menyatakan bahwa ia yukhti’u (keliru). Karena itu Ibnu Hajar berkata dalam kitab Taqrib At-Tahdzib, “Shaduq yukhti’u katsiran (dia jujur namun banyak salah)”

Kedua, rawi Ishaq putra Abdullah bin Kaisan. Dia sangat dha’if, dan tidak ada seorang pun ulama yang menilainya tsiqah, bahkan Al-Bukhari mengatakan, “Dia Munkar Al-Hadits.”

Meski riwayat Ath-Thabrani ini dhaif, namun matan hadis itu shahih karena diriwayatkan melalui jalur periwayatan lain versi Ibnu Hiban, Al-Hakim, dan lain-lain dari Ka’ab bin ‘Ujrah. (Lihat, Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah wa Al-Mawdhu’ah, XIV: 346-348)

Setelah memperhatikan teks asli hadis di atas, kita dapat mengetahui bahwa hadis di atas tidak ada hubungan dengan bermaafan sebelum shaum Ramadhan.Dengan demikian bermaafan sebelum shaum Ramadhan tidak sesuai dengan ketentuan syariat karena tidak memiliki pijakan dalil.

Oleh Ust. Amin Saefullah Muchtar
Read more...
Friday, June 10, 2016

Menjerat Setan Saat Ramadhan

0 comments
Setiap kali Ramadhan tiba, segenap kaum muslim di seluruh dunia senantiasa disambangi “kado gembira” dari Nabi saw., bahwa pada bulan agung ini pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Lebih menggembirakan lagi, karena pada bulan ini pula dikabarkan para setan dibelenggu. Penghayatan saya terhadap “kado gembira” itu sempat terhenti tatkala muncul interupsi dari salah seorang jamaah pengajian: “Jika setan itu dibelenggu pada bulan Ramadhan, mengapa pada bulan itu tetap saja terjadi kejahatan dan kemaksiatan?” “Bahkan, bisa jadi lebih meningkat,” jawab saya refleks.

Terkesan dengan interupsi sang jamaah, pikiran saya seperti menerawang kembali rekaman peristiwa pada Ramadhan tahun lalu. Betapa tidak, tren kejahatan selama bulan Ramadhan 1436 H./2015 M. cenderung naik. Berdasarkan Crime Index atau Indeks Kejahatan selama bulan Juni 2015, dua kategori kejahatan yang mendominasi adalah aksi premanisme dan kejahatan jalanan. Belum lagi kejahatan terselubung “pemilik kerah putih” atau “kelas elit”, baik dalam strata sosial ekonomi maupun birokrasi, yang dampaknya jauh lebih besar ketimbang jenis kejahatan “kelas alit”.

Pada tahun ini, tren kejahatan selama bulan puasa hingga lebaran diprediksi akan terus meningkat pula. Meningkatnya angka kriminalitas tersebut konon dikarenakan adanya desakan dari para pelaku kejahatan terhadap kebutuhan Lebaran. Pihak Kepolisian pun mengimbau agar masyarakat selalu mewaspadai modus-modus kejahatan yang kerap terjadi selama puasa hingga lebaran.

Beberapa modus kejahatan yang diprediksi akan kembali menggejala, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, meliputi:

  • Perampokan nasabah bank. Nasabah bank umumnya jadi incaran karena biasanya ada pembagian THR jelang lebaran.
  • Perampokan minimarket. Sasaran para pelaku biasanya minimarket yang buka 24 jam. Para pelaku melakukan aksinya menjelang tengah malam hingga dini hari.
  • Perampokan toko emas. Selain minimarket dan nasabah bank, para pelaku kejahatan juga menyasar perniagaan. Toko emas kerap menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan.
  • Pembiusan pemudik. Modusnya pelaku mengajak korban ngobrol, tanya alamat rumah asalnya. Nanti mereka pura-pura satu alamat, kemudian diberi minuman yang sudah dicampur obat bius.
  • Pencurian di rumah kosong. Pencurian di rumah kosong menjadi salah satu kejahatan yang trennya akan mengalami peningkatan. Terutama menjelang lebaran. Pelaku melakukan aksinya di rumah yang ditinggal warga untuk mudik.

Mencermati beragam modus yang terjadi di bulan Ramadhan itu, saya teringkat kembali pertanyaan jamaah yang saya ceritakan di awal, dan membuat batin saya berdialog sendiri, “Apakah ada yang keliru dalam “kado gembira” Nabi itu? Tentu saja Nabi saw. tidak keliru karena dibimbing wahyu. Jangan-jangan kita yang keliru menafsirkan? Bisa jadi demikian, bahkan kita keliru menghayati “kado gembira” yang disampaikan beliau.

Hayati “Terbelenggu” Secara Islami

Istilah “setan terbelenggu” seharusnya dipahami secara tuntas dan lugas, tidak diartikan dengan mentah-mentah. Makna setan terbelenggu saat bulan Ramadhan tidak dapat ditafsirkan sebagai keterpasungan setan dalam sebuah rantai atau apapun bentuknya, hingga “non aktif” menggoda manusia atau “pensiun sementara” selama Ramadhan tiba.

Sejumlah ulama telah mengingatkan bahwa konsep setan terbelenggu hanya berlaku bagi orang yang sedang shaum. Pastinya, mereka yang shaum dengan benar, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Ruang godaan setan lebih sempit karena banyaknya peluang-peluang kebaikan yang sedang digapai para hamba Allah, yang serius beribadah pada bulan agung ini. Dan ruang yang memperkikis atau mempersempit itu antara lain ibadah shaum. Maka “dibelenggu setan” adalah ungkapan sebagai kiasan dari keadaan manusia selalu beribadah dengan serius serta menahan diri dari nafsu yang berujung pada tertutupnya pintu neraka dan setan tak mampu menggoda dirinya. Telusuri jejak penafsiran lebih lengkap dalam edisi khusus sigabah di sini PENGHAYATAN MAKNA: “SETAN-SETAN DIBELENGGU”

Ulama lain menekankan pemaknaan bahwa, di bulan Ramadhan memang setan dari kalangan jin terbelenggu, tapi ada setan lain dalam wujud manusia yang hawa nafsunya tidak terbelenggu. Mereka itulah yang melakukan kedurhakaan. Sebagian ulama menjelaskan bahwa ada perbedaan antara godaan setan dan rayuan nafsu. Setan menggoda dengan tujuan merugikan manusia, atau paling tidak menjadikannya tidak beruntung. Karena itu setan dapat mengubah rayuannya, dari suatu bentuk ke bentuk lain atau dari satu fase ke fase berikutnya, jika gagal dalam rayuan pertama. Ini berbeda dengan nafsu yang hanya ingin memuaskan dirinya, sehingga jika menginginkan sesuatu, dia tidak akan mengubahnya dan terus mendesak hingga keinginan tercapai. Setan jenis ini tak kalah penting untuk diwaspadai sebagaimana diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya (QS. Al-An’am, 6:112).

Begitu pula Nabi saw. mengingatkan agar senantiasa waspada terhadap gangguan dan bahaya setan jenis manusia, bahkan Rasul pun menempatkan bahaya gangguan setan jenis manusia mendahului bahaya gangguan setan jenis jin. (Baca Nasehat Nabi kepada Abu Dzar, seperti diriwayatkan Imam Ahmad)

Kalau begitu, meski setan dari kalangan jin yang sangat jahat terbelenggu pada bulan Ramadhan, bukan berarti tidak akan terjadi keburukan dan kemaksiatan. Pasalnya, setan-setan kecil dan setan-setan dari kalangan manusia masih tetap berkeliaran tidak dibelenggu. Jiwanya kerapkali memerintahkan kepada kejahatan. Begitu pula teman-teman setianya dengan perilaku buruk, yang memang senang memicu fitnah, pertikaian, dan kemaksiatan. Semua ini tetap ada di tengah manusia, tetap aktif tanpa “pensiun sementara” selama Ramadhan.

Hal ini berarti, tren kejahatan selama bulan Ramadhan hingga lebaran itu tidak menganulir atau membatalkan “kado gembira” bahwa “setan dibelenggu”. Sebab dapat dipastikan, para perampok nasabah bank, minimarket, toko emas; pembius dan penipu pemudik, pencuri, juga penjahat “berkerah putih”, mereka tidak sedang beribadah saat menjalankan aksi kejahatannya, atau jangan-jangan begitulah bentuk “ibadah” mereka.

Jadi, hakikatnya konsep “setan terbelenggu” tidak berlaku bagi mereka pelaku kejahatan, karena mereka sedang “berselingkuh” dengan setan, atau bisa jadi mereka sendiri yang sedang menjadi setan. Karena itu, biarkanlah “setan jenis” ini dibelenggu secara serius oleh pihak berwenang melalui satuan tugas khusus (satgas) yang dibentuk dalam Operasi Pekat (penyakit masyarakat) dan Satuan Tugas Khusus Tindak Pidana Korupsi (Satgassus Tipikor), selama bulan Ramadhan dan bulan lainnya, agar Indonesia tidak menjadi “negeri setan”.

Sementara setan dari kalangan jin yang sangat jahat dapat kita belenggu dengan keseriusan ibadah kita kepada Allah, sehingga ruang godaannya terhadap diri kita kian dipersempit.

Oleh Amin Muchtar.
Read more...
 
Pemuda Persis Cianjur © 2016 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Nineteenboy Design

Diberdayakan oleh: Bidang Humas PD Pemuda Persis Cianjur